MAKNA MENGUCAPKAN SYAHADAT
Kaum muslimin yang insyaallah
dimuliakan Allah perlu kita ketahui
bahwasanya syahadat hari ini menjadi sesuatu yang dilupakan orang,bahkan
syahadat hari ini paling tinggi hanya ucapan2 atau zikir2 di masjid2 tanpa
mempunyai makna dan pengaruh.Maka dari itu perlu dijelaskan bagaimana dasyatnya
pengaruh syahadat,karena syahadat itu sanggup merubah pola hidup manusia dari
serusak-rusaknya menuju sebaik-baiknya manusia.
Syahadat dewasa ini banyak diucapkan dan
dizikirkan banyak orang,bahkan sampai beribu-ribu kali,namun hampir tidak
mempunyai pengaruh apa2. Syahadat bagaikan ungkapan sakral musiman,dimana saat
seseorang memeluk dinul islam,syahadat tampil sebagai pra syarat mutlak untuk
menjadi muslim, muallaf inipun mendapat hadiah,baju koko,sarung bahkan
uang.Sementara jika kita menengok kebelakang (zaman sahabat),mereka harus rela
dirinya disiksa,diintimidasi lantaran mengucapkan kalimat syahadat,ini
menunjukkan bahwa membaca syahadat tempo dulu sangat berat sebab nyawa
taruhannya,hal ini jauh berbeda dengan syahadat yang diucapkan hari ini.
Satu ungkapan dari seorang sahabat Al
Miqdad bin Al Aswad bahwasanya pengaruh kalimat Laailahaillallah yang karenanya
manusia itu terbagi menjadi dua,sehingga manusia ketika itu terpisah antara
iman dan kafir,sampai istri berpisah dengan suaminya,anak berpisah dengan orang
tua,seperti contohnya Mus’ab bin Umair dan Sa’ad bin Abi Waqash.Kasus Sa’ad itu
sangat luar biasa,karena dalamnya pemahaman lailahaillallah jadi konsekuensinya
seperti itu.Seorang ibu harus dia relakan,mestinya ibu harus lebih dahsyat dari
bapak,dia hrus di sayangi ,namun karena maksud ibu itu dengan perlakuannya
dengan mogok makan menginginkan supaya Sa’ad melepaskan keislamannya,melepas
kalimat tauhid yang ia pegang dan laksanakan,maka Sa’ad bertaruh dan tegas
kepada ibunya hingga akhirnya ibunya menyerah.Berkaitan dengan peristiwa ini
Allah berfirman :
“Dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu,maka janganlah kamu mengikuti keduanya,dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali
kepada-Ku,kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu,Maka kuberitakan kepadamu apa
yang telah kamu kerjakan”. (QS.
Al-Luqman : 15)
Asbabul nuzul dari ayat ini adalah
tentang Sa’ad bin Abi Waqash,orang tua jika memerintahkan perintahnya yang
bertentangan dengan perintah Allah dan Rasulnya,maka tidak boleh
dita’ati,tetapi dia masih punya kewajiban yang lain yaitu mempergauli kedua
orang tua di dunia dengan pergaulan yang baik.Perintahnya yang munkar,haram
untuk dita’ati,apalagi memerintahkan untuk berbuat syirik .Tapi hari ini tidak
sedikit orang yang karena belum paham sehingga ada yang beranggapan “kalau saya
gak ikut apa kata orang tua nanti saya
berdosa”.Ini adalah sebuah anggapan yang
sangat keliru,maka berdasarkan ayat ini,tidak boleh kita mengikuti perintah
orang tua,kalau perintah itu menyelisihi perintah Allah dan Rasulnya.Sebaliknya
jika kita di perintahkan untuk suatu kebajikan maka bersegeralah untuk
itu,dimana rahmat Allah senantiasa menaungi orang2 yg beramal sholih.
Rasulullah
bersabda:” Tidak ada ketaatan kepada makhluk selama itu bermaksiat kepada
Allah”. Siapapun makhluknya,mau dia Presiden, Pemimpin,Raja,Penguasa,Orang yang
paling berkuasa sekalipun,kalau dia memerintahkan perintah yang menyelisihi
Allah,maka haram untuk di taati. Kalau pimpinan mau pecat,biarkan saja,lebih
baik keluar dari pada aqidah kita rusak karena diperintah dengan menyelisihi
perintah Allah.Kalau orang sekarang ini rata2 semuanya takut ,kehidupan dunia
telah membutakan mata batinnya hingga perintah Allah di abaikan bgtu saja.
Sebuah
kutipan yang indah dari Ibnu Qoyyim Al-Jauziah tentang syahadat,beliau
mengatakan :”syahadat ini yang dengannya Allah tegakan langit dan bumi,dan
dengan kalimat ini Allah menciptakan seluruh makhluknya ,menurunkan
kitabnya,serta menerapkan syari’atnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar