Senin, 25 Januari 2016

MAKNA MENGUCAPKAN SYAHADAT



MAKNA MENGUCAPKAN SYAHADAT
       Kaum muslimin yang insyaallah dimuliakan  Allah perlu kita ketahui bahwasanya syahadat hari ini menjadi sesuatu yang dilupakan orang,bahkan syahadat hari ini paling tinggi hanya ucapan2 atau zikir2 di masjid2 tanpa mempunyai makna dan pengaruh.Maka dari itu perlu dijelaskan bagaimana dasyatnya pengaruh syahadat,karena syahadat itu sanggup merubah pola hidup manusia dari serusak-rusaknya menuju sebaik-baiknya manusia.
       Syahadat dewasa ini banyak diucapkan dan dizikirkan banyak orang,bahkan sampai beribu-ribu kali,namun hampir tidak mempunyai pengaruh apa2. Syahadat bagaikan ungkapan sakral musiman,dimana saat seseorang memeluk dinul islam,syahadat tampil sebagai pra syarat mutlak untuk menjadi muslim, muallaf inipun mendapat hadiah,baju koko,sarung bahkan uang.Sementara jika kita menengok kebelakang (zaman sahabat),mereka harus rela dirinya disiksa,diintimidasi lantaran mengucapkan kalimat syahadat,ini menunjukkan bahwa membaca syahadat tempo dulu sangat berat sebab nyawa taruhannya,hal ini jauh berbeda dengan syahadat yang diucapkan hari ini.
     Satu ungkapan dari seorang sahabat Al Miqdad bin Al Aswad bahwasanya pengaruh kalimat Laailahaillallah yang karenanya manusia itu terbagi menjadi dua,sehingga manusia ketika itu terpisah antara iman dan kafir,sampai istri berpisah dengan suaminya,anak berpisah dengan orang tua,seperti contohnya Mus’ab bin Umair dan Sa’ad bin Abi Waqash.Kasus Sa’ad itu sangat luar biasa,karena dalamnya pemahaman lailahaillallah jadi konsekuensinya seperti itu.Seorang ibu harus dia relakan,mestinya ibu harus lebih dahsyat dari bapak,dia hrus di sayangi ,namun karena maksud ibu itu dengan perlakuannya dengan mogok makan menginginkan supaya Sa’ad melepaskan keislamannya,melepas kalimat tauhid yang ia pegang dan laksanakan,maka Sa’ad bertaruh dan tegas kepada ibunya hingga akhirnya ibunya menyerah.Berkaitan dengan peristiwa ini Allah  berfirman :
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,maka janganlah kamu mengikuti keduanya,dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku,kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu,Maka kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.      (QS. Al-Luqman : 15)
      Asbabul nuzul dari ayat ini adalah tentang Sa’ad bin Abi Waqash,orang tua jika memerintahkan perintahnya yang bertentangan dengan perintah Allah dan Rasulnya,maka tidak boleh dita’ati,tetapi dia masih punya kewajiban yang lain yaitu mempergauli kedua orang tua di dunia dengan pergaulan yang baik.Perintahnya yang munkar,haram untuk dita’ati,apalagi memerintahkan untuk berbuat syirik .Tapi hari ini tidak sedikit orang yang karena belum paham sehingga ada yang beranggapan “kalau saya gak ikut  apa kata orang tua nanti saya berdosa”.Ini adalah  sebuah anggapan yang sangat keliru,maka berdasarkan ayat ini,tidak boleh kita mengikuti perintah orang tua,kalau perintah itu menyelisihi perintah Allah dan Rasulnya.Sebaliknya jika kita di perintahkan untuk suatu kebajikan maka bersegeralah untuk itu,dimana rahmat Allah senantiasa menaungi orang2 yg beramal sholih.
Rasulullah bersabda:” Tidak ada ketaatan kepada makhluk selama itu bermaksiat kepada Allah”. Siapapun makhluknya,mau dia Presiden, Pemimpin,Raja,Penguasa,Orang yang paling berkuasa sekalipun,kalau dia memerintahkan perintah yang menyelisihi Allah,maka haram untuk di taati. Kalau pimpinan mau pecat,biarkan saja,lebih baik keluar dari pada aqidah kita rusak karena diperintah dengan menyelisihi perintah Allah.Kalau orang sekarang ini rata2 semuanya takut ,kehidupan dunia telah membutakan mata batinnya hingga perintah Allah di abaikan bgtu saja.
Sebuah kutipan yang indah dari Ibnu Qoyyim Al-Jauziah tentang syahadat,beliau mengatakan :”syahadat ini yang dengannya Allah tegakan langit dan bumi,dan dengan kalimat ini Allah menciptakan seluruh makhluknya ,menurunkan kitabnya,serta menerapkan syari’atnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar