Senin, 28 Agustus 2017

Antara Ilmu, Amal,dan Benih Kesadaran


ILMU,AMAL, DAN BENIH KESADARAN

Taburlah benih kebaikan dan tumbuhkanlah benih kesadaran. Tidak banyak memang para pejuang yang bisa merasakan kemenangan atas hasil perjuangannya. Akan tetapi, itu bukan berarti harus berhenti melakukan sesuatu dan memperjuangkannya. Hidup ini menjadi sederhana saat kau mengetahui bahwaa semua ini hanyalah tentang kita, mengisi hari sesuai dengan alurnya, menanam benih kebaikan dalam setiap langkah perjuangan .Benih kebaikan itulah yang kemudian memberatkan timbangan amal, melancarkan langkah menuju jannah(surga).

Jangan salah, apa yang kita nikmati sekarang adalah benih yang telah ditaburi para pendahulu. Harusnya kita menyadari akan hal tersebut agar generasi selanjutnya bisa menikmati aktivitas kebaikan dan berbagai proses ketaatan dengan tenang dan lapang.

Sebagai kader perjuangan bangsa, kita harus mewarisi proses yang telah dilakukan oleh para pendahulu kita. Dalam hal ini ada 3 proses penting yang harus dilakukan yaitu MENABUR, MEMBESARKAN, dan MENGUATKAN. Menabur benih kebaikan untuk memberi pijakan awal inspirasi kepada generasi selanjutnya untuk dibesarkan dan dikuatkan atau hanya membesarkannya saja atau mungkin hanya ikut menguatkan saja. Semuanya adalah pilihan, pilihan untuk diambil salah satunya, bukan untuk ditinggalkan.

Ketahuilah, berilmu saja tidak cukup, kita harus beramal. Hidup tidak akan menjadi lebih baik saat kita mengetahui saja, akan tetapi harus dilakukan. Melakukan sesuatu akan menghadirkan(menghasilkan) sesuatu. Orang bijak mengatakan, apa yang kau tanam, itu yang kau tunai. Jika mengetahui dan tidak dilakukan, itu sama saja dengan berdiam diri. Dalam ungkapan lain, dikatakan bahwa dunia ini berubah menjadi lebih baik bukan karena banyaknya orang yang berpengetahuan melimpah. Akan tetapi karna mereka melakukan dari hasil pengetahuan yang mereka miliki. Artinya ADA AKSI, TIDAK HANYA BERTEORI.

Mengutip pendapat Hasan Al Banna : Didunia ini, dari banyaknya jumlah manusia, hanya sedikit saja dari mereka yang sadar. Dan dari sedikit yang sadar itu, hanya sedikit saja yang berislam. Dan dari mereka yang berislam, jauh lebih sedikit lagi yang berdakwah. Dari mereka yang berdakwah, jauh lebih sedikit lagi yang berjuang. Dari sedikit yang berjuang, jauh lebih sedikit yang bersabar. Dan dari sedikit yang bersabar itu, hanya sedikit saja dari mereka yang sampai akhir perjalanan(istiqomah).

Suadara, Ketika kita dihadapkan pada keburukan, maka menjadi keharusan untuk menghentikannya, jika tidak maka keburukan akan merajalela. Saat kita mendiamkan perkara tersebut, kita pun ikut berdosa, Dosa karna tidak melakukan apapun, dosa karna tidak menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.
Saudaraku, saat kita tidak peduli padahal memiliki kemampuan untuk amar ma’ruf nahi munkar, maka perlu kiranya untuk kita berkaca pada firman Allah SWT, sebagai bahan perenungan sekaligus peringatan untuk kita semuanya :

Tahukah kamu orang yang mendustakan agama ? mereka adalah orang yang menghardik anak yatim dan tidak memberi makan orang miskin. Maka celah bagi orang2 yang sholat, yaitu orang2 yang lalai dari sholatnya, orang2 yang berbuat riya dan enggan membantu dengan barang yang berguna. (QS. Al Maun). Allahu a'lam.

Semoga bermanfaat. Aamiin.
@muhasabah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar