Jumat, 10 Januari 2020

MASJID SEBAGAI BASIS KEKUATAN DOU LABO DANA MBOJO




MASJID SEBAGAI BASIS KEKUATAN DOU LABO DANA MBOJO
Penulis : Ibnu Khaliqy
Prolog
Sebagai prolog, perlu kita pahami terlebih dahulu apa sebenarnya yang dimaksud dengan masjid dan bagaimana basis kekuatannya bagi ummat. Secara umum masyarakat pasti tahu bahkan orang awam pun  mengerti bahwa masjid adalah rumah Allah dimuka bumi ini. Tatkala kita ingin mencari surga dunia, maka disanalah bermuara kepingan surga yang sesungguhnya. Masjid juga menjadi tempat dimana kita mengadu, merintih, serta menyatakan kesyukuran atas setiap peristiwa yang dilewati. Dengan begitu, menjadi jelas bahwa masjid merupakan sarana pendekatan sekaligus penyerahan diri seorang hamba kepada Tuhannya sebagai penanda seseorang itu mematuhi seluruh perintah serta menjauhi segala laranganNya.

Kemudian jika kita merujuk pada perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW maka akan ditemukan bagaimana masjid menjadi pilar kekuatan serta peradaban ummat waktu itu. Dari sini masyarakat dibentuk dan dibina dengan penuh keimanan dan ketaqwaan kepada Allah. Konsep yang dihadirkan Rasulullah tersebut memberi kekuatan maha dahsyat dalam berbagai aspek kehidupan, diantaranya yang paling menonjol ialah sosial ekonomi dan politik. Sejarah membuktikan bagaimana Kaum Aus dan khazraj mampu dipersatukan dalam naungan islam, demikian juga dengan kaum anshar dan muhajirin. Hal tersebut tidak terlepas dari peran masjid yang tidak hanya berpusat pada ritual keagamaan semata namun lebih dari itu memberikan ruang pada aspek lainnya bagi kemajuan peradaban islam.
Tantangan dan Tindakan
Hari ini, di tanah Bima tercinta tantangan begitu besar di depan mata. Dinamika sosial yang beragam seakan melengkapi kompleksitas problematika dinegri tepian air ini. Degradasi moral disertai pudarnya nilai-nilai luhur budaya daerah tak kunjung sembuh dari sakitnya. Padahal berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah daerah dari masa ke masa namun belum mampu memberikan perbaikan yang berarti bagi dou labo dana Mbojo. Salah satu program pemerintah yang sangat menarik perhatian waktu itu ialah program magrib mengaji. Suatu langkah yang dipandang efektif untuk membendung budaya lokal dari pengaruh negatif tayangan televisi dan kemajuan teknologi. Selain itu juga program tersebut sebagai langkah strategis dalam menghidupkan kembali nilai-nilai islam dan kearifan lokal yang selama ini hampir atau bahkan dilupakan masyarakatnya.

Kaitan dengan program magrib mengaji sebagaimana tersebut diatas belum mampu secara optimal menjawab tantangan Bima hari ini dikarenakan belum adanya tindakan konkrit dari pemerintah melalui kebijakannya. Maka pada kesempatan yang berbahagia ini perlu kami sampaikan bahwa pemerintah daerah selaku pemangku kekuasaan tertinggi harus melakukan revitalisasi atau optimalisasi fungsi masjid sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah. Jangan terjebak dikotomi politisasi masjid atau masjid politis, inilah saatnya masjid menjadi basis kekuatan serta peradaban bagi  dou labo dana Mbojo. Sebab dari masjid ekonomi diberdayakan, dari masjid kebudayaan islam serta kearifan lokal dikenalkan, dan dari masjid pula pengetahuan islam menemukan kembali kejayaannya.
Disisi lain, dalam kehidupan bermasyarakat kerap ditemukan kasus dimana masjid hanya dijadikan sarana pemberitaan kematian. Distorsi fungsi masjid yang masih kurang dipahami oleh masyarakat ini perlu disosialisasikan oleh semua pihak. Tindakan yang selama ini dilakukan seakan memberi kesan bahwa  masjid hanyalah tempat ibadah dan pemberitaan kematian semata. Selain itu peran atau kontribusi masyarakat terhadap masjid hanya terlihat pada hari tertentu saja, misalnya pada hari besar islam atau ketika ada hajatan lainnya. Kondisi ini membuktikan bahwa antara masjid dan ummat masih ada tabir pemisah yaitu ritual atau doktrin agama, bukan lagi berdasarkan kesadaran untuk membangun dou labo dana  menuju paradaban yang gemilang, maka dari itu hal ini menjadi tantangan bagi semua pihak di dana Mbojo tercinta yang harus segera direalisasikan dalam bentuk kebijakan(pemerintah) dan tentunya harus diiringi dengan dukungan masyarakat secara nyata.
Solusi Konkrit
Sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan untuk menjadikan masjid sebagai basis kekuatan ummat, misalnya dibidang ekonomi dengan menerapkan program “lumbung masjid”. Program ini bertujuan menampung sumbangan hasil panen masyarakat berupa padi/beras atau lainnya sehingga bisa didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan tanpa harus menunggu  pembagian zakat mal atau raskin dari pemerintah. Tentu hal ini akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat serta mengurangi angka kriminalitas. Selain itu, dengan pengelolaan atau manajemen yang baik maka masjid bisa membangun badan usaha milik masjid (asset) berupa mini market atau lainnya, dengan demikian akan memudahkan masjid dalam menjalankan segala bentuk kegiatannya secara maksimal. Hal tersebut juga menjadi point penting sehingga strategi pencapaian kemakmuran masjid bagi kemakmuran ummat dan lingkungannya bisa terwujud.

Kemudian dibidang pendidikan dan keagamaan bisa dilakukan dengan upaya peningkatan kegiatan ketakliman atau kajian keagamaan. Dalam hal ini masjid menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan karakter sebagai seorang muslim. Tua-muda, besar-kecil, pimpinan maupun bawahan menjadi satu kesatuan dalam majlis ilmu. Tidak ada pembeda diantara mereka melainkan taqwa, ummat betul-betul dibina menuju masyarakat madani yang diimpikan. Untuk itu pemerintah harus memberikan regulasi kepada para mubalig atau kaum intelektual (Dosen) untuk menyampaikan kajian-kajian sebagai mitra pemerintah, Dengan begitu pemerintah daerah lebih terbantu dan bisa melangkah pada tugas lainnya.
Selanjutnya dalam bidang sosial kemasyarakatan, kami merasa perlu adanya program “ronda subuh”. Program ini bertujuan membantu masyarakat untuk bangun melaksanakan sholat subuh berjamaah sebagaimana tradisi membangunkan makan sahur pada bulan puasa. Hal ini dirasa efektif, setidaknya memberikan sinyal kepada masyarakat untuk bangun melaksanakan sholat subuh dan mempersiapkan segala sesuatu untuk aktivitas hari itu. Artinya masyarakat dilatih untuk tidak bermalas diri melainkan mengawali pagi dengan menyembah Tuhan yang maha esa sembari berdoa  untuk dimudahkan dalam kompetisi hidup pada hari itu (fastabiqul khairat).
Semoga tulisan singkat ini menjadi bahan refleksi bagi siapapun yang membacanya, tentunya kami berharap tidak terbatas pada pemikiran semata, namun lebih dari itu mampu diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, khususnya dou labo dana Mbojo tercinta.

Selasa, 13 Februari 2018

Perjalanan Hidup



PERJALAN HIDUP
(Renungan Malam)

Tahapan hidup merupakan fase perjalanan kehidupan setiap orang yang tidak akan bisa dilompati. Semuanya berjalan berdasarkan alur yang telah di tentukan oleh Nya.

Oleh karna itu, hidup selalu menghadirkan cerita dan kisah yang menyatu dalam setiap keseharian. Berjalan tanpa bisa kita prediksi. Senang  atau susah, menangis atau tertawa, hitam atau putih, baik atau buruk, bising atau sunyi, menjerit atau bungkam hanyalah bagian kecil dari setiap sisi kehidupan. Karena semua bagian dari kehidupan itu  telah diciptakan secara berpasangan. Itulah sebabnya kita harus berani gagal untuk mencicipi manisnya kesuksesan.

Lihatlah kebelakang dengan penuh kepuasan, dan pandanglah kedepan dengan penuh keyakinan. Tuhan tidak menjanjikan hari-hari tanpa kesedihan, tawa tanpa sedih, panas tanpa hujan, tetapi DIA menjanjikan kekuatan untuk menghadapi hari-hari sulit, hiburan untuk tangisan, dan petunjuk untuk menjalani kehidupan.

Segala sesuatu dalam kehidupan sifatnya sementara, jika berjalan dengan baik, nikmatilah. Karena hal itu tidak berlangsung lama. Jika tidak berjalan baik, jangan kawatir, karena hal itu juga tidak akan berlangsung selamanya.

Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan. Jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan, tapi lihatlah sekitar mu denga penuh kesadaran. Pada saatnya kita harus mulai berani menentukan tujuan hidup kita sendri, siap menghadapi dan mengambil segala resiko yang muncul serta menghapus bayangan kegagalan masa lalu, maka semua impian pasti menjadi kenyataan.

Ingatlah,,,Lakukan segalanya hingga puncak ikhtiar, bersam kesulitan ada kemudahan .dua kata yang selalu beriringan, saling bertautan, syarat akan makna. Kita ketahui dalam menanam ada proses perawatan, maka dalam diri ada proses penempaan. Semua itu tersampul dalam kata PROSES. Suatu langkah yang selalu dilalui sebelum mencapai ujung perjalanan.

Yang pasti setiap individu memiliki jalan atau prosesnya yang berbeda, menjadikan mereka mengerti arti apa yang sedang diperjuangkan, untuk apa dan mengapa harus aku. Mencoba berfikir dan terus berfikir, Bermimpi dalam harap adalah suatu hal yang perlu , namun proses pencapaian menuju mimpi itu adalah sebuah keharusan yang harus dilakukan dalam bentuk nyata. Siapa lagi jikalau bukan kau, kapan lagi jikalau tidak sekarang. Ketahuilah,, Menunda hal baik adalah suatu kerugian,, menunaikannya adalah kemenangan. 

Masjid Ulul Albab, Rabu 14/2/18 
Pukul 02:17 WIB

Senin, 29 Januari 2018

Satu Dalam Perbedaan.





Satu dalam perbedaan.
Senyum ini yg mereka harapkan.
Hari ini,esok, dan di masa depan.
In sha Allah qobul.aamiin.

Harapan tinggallah harapan jika tidak disertai tindakan, impian tinggallah impian jka tidak selaras dengan kemampuan.
Hanya karena kamu mendengar apa yg dilakukan seseorang, tak berarti kamu bisa menghakiminya. Kamu tak tahu apa yg telah dilaluinya.
Tidak seorang pun punya kemampuan untuk melakukan sesuatu hal sempurna, tapi setiap orang diberi banyak kesempatan untuk melakukan hal yang benar.
Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang diidamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara gembira menuju kegagalan.
Kelakukan kita terhadap kehidupan, menentukan sikap kehidupan terhadap kita.
saat kita mendapatkan yang biasa ketika mendambakan yang terbaik, bersyukurlah, karena kita tidak mendapatkan yang terburuk. "Kegagalan adalah peluang untuk hal yang lebih baik. Kegagalan adalah batu loncatan untuk pengalaman yang berharga. Suatu hari nanti kita akan bersyukur untuk beberapa kegagalan yang kita alami. Percayalah, ketika satu pintu tertutup untuk kita, sebenarnya pintu yang lain selalu terbuka".

Senin, 08 Januari 2018

Meraih Asa

Meraih Asa

Ketika kau berlari dengan membawa sebuah asa dipundakmu, maka jangan pernah berhenti, karena jika engkau berhenti, maka beban yang terasa dipundakmu akan terasa semakin berat.

Berlarilah sekuat tenaga hingga kau sampai tujuan, atau setidaknya berjalanlah hingga kau benar-benar sampai kepada garis finish, karena disanalah kau bisa beristirahat dengan meletakkan asa-asa yang selama ini telah kau pikul. Semakin cepat kau menuju garis finish, semakin cepat kau melepas beban-beban yang selama ini kau bawa.

Selagi kau masih punya waktu dan tenaga, berlarilah sekuat mungkin dan pastikan bahwa kau tak membuang-buang waktumu, karena semakin cepat kau sampai kepada garis finish, maka semakin cepat pula kau beristirahat dan menikmati hasil jerih payahmu selama ini.

Ingatlah bahwa pelari terbaik tidak pernah menoleh kebelakang untuk melihat seberapa jauh dan seberapa cepat lawannya berlari, ia hanya melihat kedepan dan focus pada garis akhir dengan mengerahkan seluruh kemampuan terbaiknya dalam berlari, karena ia yakin, entah ada pada posisi berapa ia sekarang, yang ia tahu ia akan tetap sampai pada garis akhir itu sesuai kemampuannya. Jangan berusaha keras untuk mengalahkan orang lain, tapi fokuslah untuk memenangkan dirimu sendiri.

Kekuatan terbesar berasal dari dirimu sendiri, jadi jangan pernah menjadikan siapapun sebagai alasanmu untuk berhasil. Dan kekuatan terbesar datang ketika kamu percaya bahwa kamu akan mencapai garis akhir… suatu saat nanti…. 😉

Perjalanan sejauh satu mil dimulai dari satu langkah.

mulailah langkah pertamamu sesegera mungkin dengan penuh semangat. Dan pijakkanlah langkah terakhirmu dengan lompatan kegembiraan.

@nggahi rawi pahu@
@salam keluarga@
@Himpunan Mahasiswa Bima@

Kamis, 14 Desember 2017

Organisasi Dan Tanggung Jawab.

Assalamualaikum Wr.Wb
Sebagai organisasi yang berasaskn Pancasila dan dgn sistem kekeluargaan yg di bangun maka setiap gerak langkah Himpunan mahasiswa Bima senantiasa dilandasi oleh butir-butir Pancasila baik dalam kehidupan organisasi maupun yang tercermin dalam pola pikir, sikap dan tindak anggota Himpunan mahasiswa Bima itu sendri, sehingga Pancasila tidak hanya menjadi sumber inspirasi dan motivasi sja, namun jg menjadi tujuan yang harus diwujudkan, tentunya melalui kerangka kekeluargaan yg telah dibangun sejak awal di dirikan.

Himpunan Mahasiswa Bima (HMB) UIN Malang merupakan wadah sekaligus instrumen yg harus mampu memberikan sumbangsi terbaik, bukan hanya terbatas untuk para anggotanya namun sekaligus untuk masyarakat Dana mbojo, bangsa, negara dan agama serta mampu menempatkan dirinya menjadi “Rahmatan Lil Al`Alamin”.

Selain itu organisasi merupakan salah satu sistem penting dalam kehidupan berdemokrasi dalam tata kehidupan berbangsa dan bernegara yang mempunyai skala prioritas menciptakan dan bertujuan menghasilkan individu yang kompeten, intelektual, dan kapabilitas dalam menjalankan roda kehidupan demokrasi tersebut dan juga sebagai sarana untuk menjembatani kepentingan mahasiswa Bima di UIN Malang, masyarakat umum, khususnya dou labo dana mbojo.

Secara langsung organisasi dituntut untuk bisa memberikan nilai-nilai lebih dalam menyikapi keberadaan kondisi bangsa kita sekarang ini secara khusus berada di tataran lokal. Disatu sisi, Mahasiswa/pemuda berperan sebagai generasi yang menjadi tonggak estafet pembangunan daerah, disisi lain Organisasi Kedaerahan juga mempunyai fungsi social control dalam mengawasi kinerja dari pemerintah daerah dan perlu mendapat legitimasi serta pengakuan dari pemerintah tersebut demi terwujudnya masyarakat adil dan makmur.

Oleh sebab itu, mengingat pentingnya peran Organisasi Kemahasiswaan yg bersifat Kedaerahan dlm menjembatani dari berbagai persoalan dan kebutuhan serta memberikan solusi atas persoalan yang ada, maka diperlukan adanya suatu wadah dalam menampung aspirasi ini dan nantinya akan disahkan atau dilegalitaskan sampai pada generasi-generasi selanjutnya.

Dengan demikian hendaklah kita semua bersatu atas nama mahasiswa Himpunan Mahasiswa Bima UIN Malang dengan satu hati, Satu visi dan satu tujuan untuk dou labo dana yg lebih baik. Akhirnya, kami dan terkhusus saya pribadi mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya atas kepercayaan dan amanah yang telah di percayakan kepada kami, insya allah kami akan melaksanakan segala amanah dan tanggung jawab ini dengan penuh keikhlasan dan tanggung jawab. mengutip dari tulisan mahatma gandhi bahwa Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Berusaha dengan keras adalah kemenangan yang hakiki,,,
wassalamu 'alaikum wr.wb.

Salam Himpunan.
Imamuddin

Jumat, 01 Desember 2017

Pengabdian Sebagai Aksi

Pengabdian Sebagai Aksi
Posisi atau jabatan seseorang dalam organisasi akan selalu berkaitan dengan wewenang dan tanggung jawab orang tersebut dalam organisasi. Semakin tinggi posisi seseorang dalam level jabatan di organisasi, akan memiliki tanggung jawab dan wewenang yang semakin besar. Semakin besar disini artinya semakin luas pengaruh yang ditimbulkannya sebagai akibat dari penggunaan tanggung jawab dan wewenangnya. 

Melalui jabatan yang lebih tinggi seseorang dapat menggunakannya untuk dampak yang lebih luas. Itulah sebabnya jika seseorang dengan jabatan lebih tinggi dan melakukan pengabdian lebih baik, akan memberikan dampak yang lebih luas pada organisasi, dan akan dapat mempengaruhi para bawahan melalui pemberian teladan.Di organisasi apapun,termasuk organisasi kedaerahan selalu memerlukan adanya pengabdian dari orang-orang yang ada di dalam organisasi tersebut. Hal ini disebabkan, karena tidak mungkin organisasi dapat berkembang jika orang-orang yang ada di organisasi semuanya berpikiran transaksional. Mengapa demikian? Karena organisasi tidak akan mampu mengawasi seluruh perilaku orang-orang yang ada di organisasi, organisasi juga tidak dapat memerintahkan kepada orang-orang di dalam organisasi untuk melakukan pekerjaan diluar keharusannya. Pengabdian merupakan suatu sikap dan perbuatan yang melaksanakan pekerjaan tanpa mengharap adanya imbalan apapun, kecuali hanya untuk dapat menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin. Dalam mencapai hasil sebaik mungkin tersebut ada kemungkinan seseorang harus bekerja lebih dari yang seharusnya dilakukan. Jika memang ada imbalan dari pekerjaan itu, maka imbalan itu bukan menjadi tujuan bekerja, lebih dianggapnya sebagai bonus dari hasil pekerjaan yang dilakukannya.

Pengabdian selalu didasari adanya kecintaan, kecintaan timbul karena adanya pemahaman dan keterlibatan. Melalui pemahaman dan keterlibatan inilah kemudian akan tumbuh kecintaan. Kecintaan kemudian dapat menimbulkan berbagai sikap positif lain. Keberanian dan keikhlasan merupakan sikap-sikap yang hanya bisa muncul karena kecintaan. Dengan keberanian dan keikhlasan tersebut itulah kemudian timbul pengabdian.

Melalui sikap keberanian kemudian mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan pekerjaan. Seseorang dengan keberanian yang baik, akan memiliki inisiatif yang baik. Akan memiliki kepercayaan diri yang baik, oleh karenanya produktifitas yang dihasilkannya juga akan tinggi. Seseorang dengan keikhlasan dalam bekerja akan memiliki hasil yang lebih hebat lagi. Sikap dan perilaku kerjanya yang dianggapnya sebagai ibadah membuatnya bekerja tanpa pamrih, kondisi ini mendorong perilaku kerja yang tidak asal, perilaku kerja yang tidak kenal pamrih, sehingga menimbulkan perilaku kerja yang tidak kenal lelah. Perilaku kerja seperti ini tentu akan meningkatkan produktifitas tinggi dalam organisasi.

Pengabdian selalu berkaitan dengan upaya mengambil tanggung jawab lebih dari kewajiban yang seharusnya dilakukan. Pengabdian juga selalu berkaitan dengan sikap yang lebih menomor duakan kepentingan sendiri dibandingkan dengan kepentingan bersama atau kepentingan organisasi. Pengabdian juga selalu jauh dari pamrih-pamrih material, hubungan transaksional, dan kebencian. Itulah sebabnya pengabdian dapat terjadi dimanapun posisi atau jabatan orang tersebut berada. Para pemimpin harus menteladankan pengabdian ini bagi siapapun di dalam organisasi, para pemimpin harus mampu merubah jargon-jargon tentang pengabdian menjadi tindakan-tindakan nyata yang dapat dilihat dampaknya. oleh karena itu para pemimpin harus menumbuhkan kecintaan pada orang-orang di dalam organisasi terhadap pekerjaan, profesi, rekan-rekannya dan organisasinya. Semakin banyak orang yang mencintai organisasi, semakin banyak orang yang memahami apa yang menjadi misi organisasi, semakin banyak orang memahami tentang manfaatnya dalam organisasi, maka akan semakin tinggi pula kemungkinan seseorang untuk memiliki sikap dan perilaku mengabdi. Jargon atau moto tentang bekerja adalah ibadah, ikhlas beramal, pahlawan tanpa tanda jasa merupakan jargon-jargon yang bertujuan untuk memotivasi tumbuhnya pengabdian dimanapun orang tersebut berada dan berperan dalam organisasi, tidak harus menunggu ketika seseorang mendapat jabatan tertentu.

Akhirnya, saya tetapkan HIMPUNAN MAHASISWA BIMA UIN MALIKI Malang sebagai ladang pengabdian itu, membangun ukhwah islamiyah yang hakiki, berdasar kepada nilai serta norma yang dijunjung tinggi dalam masyarakat pada umumnya, terkhusus dou dana mbojo.

Jumat, 24 November 2017

Selamat Hari Guru (Sang Lentera).

                                                      
                                               Selamat Hari Guru (Sang Lentera)

Mengawali tulisan ini, ananda sampaikan salam hormat kepada ita doho kaso ta. semoga Allah senantiasa memberi kebaikan, kemudahan, serta keberkahan atas ita doho kaso.aamiin.
Kehidupan yang harus mengalami kemajuan, menuntut setiap insan untuk terus berjuang agar tetap bertahan dalam kompetisi hidup yang semakin tajam. Ilmu dan keahlian seakan menjadi senjata untuk dapat bersaing dengan jutaan insan lainnya. Keimanan dan ketaqwaan seakan menjadi tameng yang akan melindungi diri dari hambatan dan rintangan yang senantiasa menghadang. Keahlian dan kesuksesan seorang insan tidak akan lepas dari proses belajar yang memerlukan perjuangan dan pengorbanan. Dibalik suksesnya seorang insan, ada sosok berhati malaikat yang senantiasa sabar dan ikhlash mengajarkan berbagai hal tentang hidup ini. Dialah “Guru sang pahlawan tanpa tanda jasa.
Kami yakin akan ada cahaya yang menerangi dunia gelap kami, akan ada butiran air yang akan menghidupkan hati kami yang mati. Sosok yang sangat kami hormati dan sayangi, dan Bapak/Ibulah yang menjadi sosok itu.

Guruku, Jejak pengabdianmu tak kan pernah terhapus oleh sejarah. Budi luhurmu tak akan pudar oleh peradaban. Semangat juangmu tak kan luntur oleh keegoisan. Ilmu yang telah engkau berikan akan senantiasa membukakan gerbang pahala di hari penghisaban nanti. Walau proses kita berjumpa hanya sebentar saja, proses mengenal hanya segelintir waktu saja. Tapi ikatan yang kita ciptakan tak akan pernah lapuk oleh jarak dan waktu yang memisahkan. Raga boleh terpisah, namun jiwa tetap saling berjumpa di dalam doa.

Guruku, Tetaplah menjadi pribadi yang kuat bagaikan batuan karang yang terus dihantam ombak. Tetaplah menjadi pribadi yang lembut ibarat kapas, dan tetaplah berjuang mengikis krisis moral, kemiskinan dan kebodohan dengan semangat juang Bung Tomo. Jadikanlah profesi ini menjadi investasi abadi untuk akhirat nanti. Semoga Allah menjadikan setiap tetes air matamu yang jatuh karena perbuatan kami menjadi sungai untukmu di syurga nanti. Seribu kata tak mampu menggambarkan kebaikanmu. Tapi satu doa dapat membalas secercah kebaikanmu. Terima kasih atas jasa-jasamu, terima kasih atas segalanya.
hormat ananda. (imamuddin).

@Malang, 24-11-2017
@Ruang kelas B.109.
@Hari Guru Nasional.

Jumat, 27 Oktober 2017

MENJIWAI SEMANGAT SUMPAH PEMUDA.


                                            MENJIWAI SEMANGAT SUMPAH PEMUDA.

Pemuda memiliki semangat tinggi untuk melakukan perubahan. Energi positif itu terpancar ketika mereka melihat suatu kejanggalan pada bumi pertiwi. Pola pikir dan daya analisis yang tinggi terhadap masalah bangsa membuat mereka merasa terpanggil untuk melakukan percepatan perbaikan tanah air menuju ke arah yang lebih baik. Lalu, melihat realita sosial saat ini, apa yang bisa mereka lakukan? Persaingan global yang semakin panas ditambah pesatnya perkembangan dunia teknologi membuat ekonomi kita semakin jauh tertinggal. Tayangan televisi yang tidak mendidik justru semakin marak disiarkan. Banyak generasi muda kita yang terjerumus ke dalam lembah kebodohan hanya karena tidak mampu memilah tayangan yang layak ditonton.

Saat ini indonesia mengalami krisis karakter, berbagai permasalahan melanda indonesia,salah satunya adalah degradasi moral , pengaruh narkoba, korupsi kolusi dan nepotisme seakan sudah terbiasa, hal tersebut karena hampir setiap hari berita ini ditayangkan televisi dan surat kabar. Hal inilah yang menyebabkan indonesia hanya maju ditempat, sedangkan negara lain terus mengembangkn potensi pemuda dan generasi penerusnya yang siap bersaing dalam era globalisasi dan mempunyai ilmu dan pengetahuan yang berperan dalam kancah internasional.

Melalui tulisan ini penulis mengajak kepada pembaca, marilah kita sbg pemuda Indonesia menjaga diri serta membentengi diri kita dengan ilmu dan pengetahuan yang dapat membawa kemajuan dalam diri kita dan bangsa indonesia, baik prestasi akademik, non akademik. Dan pemerintah harus berperan aktif dalam melindungi generasi muda terhadap pengaruh negatif era globalisasi, dengan membuat kebijakan dan mengambil keputusan yang lebih mendukung generasi muda indonesia dalam mengaktualisai potensi untuk membawa kemajuan bagi bangsa indonesia.

Jika kita menyusuri sejarah bangsa ini, kita akan bertemu generasi 1900-an yang mempelopori kebangkitan nasional dengan terbentuknya Boedi Oetomo sebagai organisasi yang boleh dikatakan sebagai titik awal terbentuknya organisasi yang bersifat nasional. Dilanjutkan dengan perjuangan generasi 1928 yang berhasil mempelopori persatuan nasional melalui Sumpah Pemuda. Lalu, kita akan bertemu dengan generasi 1945 yang mempelopori perjuangan kemerdekaan dan generasi 1966 yang berhasil mengakhiri rezim Orde Lama. Semua angkatan itu silih berganti sampai datang angkatan 1998 yang mampu menumbangkan rezim Orde Baru. Rangkaian sejarah ini menjadi bukti bahwa peran pemuda sangat dinantikan untuk percepatan perbaikan bangsa. Mereka bersatu dengan meluruskan akhlak dan niat untuk menuju perbaikan Indonesia. Mereka bergerak di bawah kepemimpinan yang jelas dan terarah. Mereka bersatu padu seperti seikat sapu lidi yang mampu membersihkan sampah-sampah yang berserakan. 

Akhirnya, Pemuda adalah harapan bangsa. Kelak ia yang akan menahkodai bangsa ini. Semua tergantung dari seberapa besar pengorbanan yang akan ia persembahkan. Kita hanya bisa berharap semoga ia mampu memaksimalkan kinerjanya masing-masing untuk memajukan bangsa ini.aamiin.

Malang, 27 oktober 2017 ( H - 1)
Kamar 24 (MSAA)

Jumat, 29 September 2017

Tentang Bapak


                                                                               BAPAK
Sosok ayah juga guru bagiku. mengisi setiap celah dalam kisah perjalanan hidup ini, Hingga kata ini ku tulis pun, masih timbul suatu pertanyaan, apalah jadinya diri ini jikalau terlepas dr pengawasannya.

satu hal yang selalu saya perhatikan, Setiap tahun, tepatnya di 1 syawal, murid2 beliau datang silih berganti, dari pagi hingga malam, sekedar menanyakan kabar serta rentetan kisah hikmah lainnya. Beliau sangat di kenang dan dicintai, terlihat dari cara mereka bercengkrama, saling menasehati dan mengingatkan satu sma lain, memotivasi lewat sejarah kehidupan dan sederet untaian hikmah lainnya.

Dalam ingatanku, sudah 7 tahun beliau pindah dari madrasah tempat beliau awal mengabdikan diri, namun para murid masih mengingat dan menyempatkan diri bertamu, mulai dari yang sdh berpangkat hingga yang masih dalam jenjang pendidikkadang saya bertanya2, apa yang beliau lakukan hingga begitu di cintai. Pernh sesekali beliau mengeluarkan statement bahwa cara beliau mengajar d madrasah sama dengan yang di terapkan d rumah(rahasia).saya cukup mengerti apa yan beliau sampaikan waktu.

KERAS,TEGAS,DISIPLIN,OPTIMIS,PEKERJA KERAS adalah kata yang patut disematkan pada pribadi beliau(subjektif).hal ini bukan tanpa alasan yang mendasar. saya yakin teman2 pembaca jg memiliki kriteria khsus untuk sosok bapaknya. kriteria itu lahir dlam keseharian yang dijalani bersma, Gambaran yang membekas nyata dalam skenaria kehidupan tiap keluarga. itu yang kurasakan. semoga orang tua kita menjadi jalan penghubung dengan cinta yang sejati, cinta pada sang maha pencipta, pemilik cinta, suatu materi yang tiada pernah habis, bahkan ketika seluruh makhluk mengharap cinta itu.

@obat rindu.
@sekelumit.
@kamar24ibnurusyd
@30.9.2017

Senin, 28 Agustus 2017

Antara Ilmu, Amal,dan Benih Kesadaran


ILMU,AMAL, DAN BENIH KESADARAN

Taburlah benih kebaikan dan tumbuhkanlah benih kesadaran. Tidak banyak memang para pejuang yang bisa merasakan kemenangan atas hasil perjuangannya. Akan tetapi, itu bukan berarti harus berhenti melakukan sesuatu dan memperjuangkannya. Hidup ini menjadi sederhana saat kau mengetahui bahwaa semua ini hanyalah tentang kita, mengisi hari sesuai dengan alurnya, menanam benih kebaikan dalam setiap langkah perjuangan .Benih kebaikan itulah yang kemudian memberatkan timbangan amal, melancarkan langkah menuju jannah(surga).

Jangan salah, apa yang kita nikmati sekarang adalah benih yang telah ditaburi para pendahulu. Harusnya kita menyadari akan hal tersebut agar generasi selanjutnya bisa menikmati aktivitas kebaikan dan berbagai proses ketaatan dengan tenang dan lapang.

Sebagai kader perjuangan bangsa, kita harus mewarisi proses yang telah dilakukan oleh para pendahulu kita. Dalam hal ini ada 3 proses penting yang harus dilakukan yaitu MENABUR, MEMBESARKAN, dan MENGUATKAN. Menabur benih kebaikan untuk memberi pijakan awal inspirasi kepada generasi selanjutnya untuk dibesarkan dan dikuatkan atau hanya membesarkannya saja atau mungkin hanya ikut menguatkan saja. Semuanya adalah pilihan, pilihan untuk diambil salah satunya, bukan untuk ditinggalkan.

Ketahuilah, berilmu saja tidak cukup, kita harus beramal. Hidup tidak akan menjadi lebih baik saat kita mengetahui saja, akan tetapi harus dilakukan. Melakukan sesuatu akan menghadirkan(menghasilkan) sesuatu. Orang bijak mengatakan, apa yang kau tanam, itu yang kau tunai. Jika mengetahui dan tidak dilakukan, itu sama saja dengan berdiam diri. Dalam ungkapan lain, dikatakan bahwa dunia ini berubah menjadi lebih baik bukan karena banyaknya orang yang berpengetahuan melimpah. Akan tetapi karna mereka melakukan dari hasil pengetahuan yang mereka miliki. Artinya ADA AKSI, TIDAK HANYA BERTEORI.

Mengutip pendapat Hasan Al Banna : Didunia ini, dari banyaknya jumlah manusia, hanya sedikit saja dari mereka yang sadar. Dan dari sedikit yang sadar itu, hanya sedikit saja yang berislam. Dan dari mereka yang berislam, jauh lebih sedikit lagi yang berdakwah. Dari mereka yang berdakwah, jauh lebih sedikit lagi yang berjuang. Dari sedikit yang berjuang, jauh lebih sedikit yang bersabar. Dan dari sedikit yang bersabar itu, hanya sedikit saja dari mereka yang sampai akhir perjalanan(istiqomah).

Suadara, Ketika kita dihadapkan pada keburukan, maka menjadi keharusan untuk menghentikannya, jika tidak maka keburukan akan merajalela. Saat kita mendiamkan perkara tersebut, kita pun ikut berdosa, Dosa karna tidak melakukan apapun, dosa karna tidak menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.
Saudaraku, saat kita tidak peduli padahal memiliki kemampuan untuk amar ma’ruf nahi munkar, maka perlu kiranya untuk kita berkaca pada firman Allah SWT, sebagai bahan perenungan sekaligus peringatan untuk kita semuanya :

Tahukah kamu orang yang mendustakan agama ? mereka adalah orang yang menghardik anak yatim dan tidak memberi makan orang miskin. Maka celah bagi orang2 yang sholat, yaitu orang2 yang lalai dari sholatnya, orang2 yang berbuat riya dan enggan membantu dengan barang yang berguna. (QS. Al Maun). Allahu a'lam.

Semoga bermanfaat. Aamiin.
@muhasabah